Dark Mode
  • Sunday, 12 October 2025
Diartikan 4 Tindakan, Begini Sejarah dan Makna Ketupat dalam Filosofi Jawa

Diartikan 4 Tindakan, Begini Sejarah dan Makna Ketupat dalam Filosofi Jawa

BERITAJAGAT.COM - Bagi umat Islam di Indonesia, momen lebaran atau Idul Fitri tidak bisa dilepaskan dari makanan ketupat.

Ketupat sendiri merupakan hidangan yang biasa disajikan saat perayaan hari raya Idul Fitri.

Biasanya disantap bersama opor ayam, rendang, sambal goreng kentang, dan makanan pelengkap lainnya.

Masyarakat Jawa meyakini bahwa ketupat sebagai simbol hari raya Idul Fitri sejak abad 15, yaitu di masa pemerintahan kerajaan Demak.

Sunan Kalijaga yang memperkenalkan ketupat pertama kali dalam rangka untuk berdakwah menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Ketupat memiliki makna filosofis yang mendalam. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari ngaku lepat dan laku papat.

Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Sehingga di Idul Fitri ini sesama muslim diharapkan dapat mengakui kesalahan dan saling memaafkan.

Kupat juga bisa diartikan laku papat, artinya empat tindakan, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

1. Lebaran (bermakna usai)
Menandakan telah berakhirnya bulan Ramadhan dan bersiap untuk menyambut hari kemenangan yaitu hari raya Idul Fitri.

2. Luberan (bermakna meluber atau melimpah)
Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk fakir miskin dan saudara yang membutuhkannya.

3. Leburan (maknanya adalah melebur)
Maksudnya melebur dosa dan kesalahan. Setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan.

4. Laburan
Berasal dari kata labur atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.

Maksudnya, supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.

Demikianlah penjelasan terkait sejarah dan makna dari ketupat di dalam masyarakat Jawa.***

Comment / Reply From